Content

Memanfaatkan Back Button Focus

Kamis, 06 April 2017 0 komentar
Sudah lama saya gak update blog ini, terlebih sudah lama juga saya gak bermain dengan kamera (DSLR) kecuali kamera yang ada pada smarphone yang apa adanya. Nemu artikel ini saat buka twitter di antara tumpukan twit dan berita yang ramai soal politik dan agama. Tertarik, lalu buka linknya. Ah sayang kalau dilewatkan, biar gak ilang dan lupa linknya, maka jadilah copas di blog ini (dengan menyertakan sumber asli, tentunya). Semoga ada manfaatnya buat saya dan pembaca setia.

Di belakang kamera digital–baik DSLR atau pun mirrorless– biasanya terdapat tombol bertuliskan AF-ON. Tombol ini bisa disebut Back Button Focus. Tahukah Anda fungsinya? Jika belum, simak tanya jawab ebrikut ini karena teknik autofocus yang ini diyakini efektif oleh banyak fotografer.


Apa itu pemfokusan tombol belakang (Back Button Focus)?
Di sebagian besar digital SLR dan CSC, Anda mengaktifkan fokus dengan tombol yang sama dengan yang digunakan untuk membidikkan shutter. Pemfokusan tombol belakang merupakan sebuah teknik di mana Anda menugaskan sebuah tombol di belakang untuk bertanggung jawab memfokuskan pada obyek.

Bagaimana cara kerjanya?
Ketika ingin mengunci fokus pada obyek, Anda menekan setengah tombol shutter. Ketika titik atau titik-titik fokus aktif mengenai targetnya, kemudian Anda menekan penuh tombol dan merekam foto. Tapi, kalau Anda menugaskan bagian pemfokusan ke tombol lain di belakang bodi kamera, maka tombol shutter hanya khusus digunakan untuk membidikkan shutter dan merekam foto, sementara tombol yang di belakang kamera tadi hanya untuk mengunci fokus.

Bukankah sistem yang sudah ada sekarang sudah bagus?
Cara yang digunakan kamera sebagai standar, dengan tombol shutter digunakan untuk AF dan merekam foto, bagus dan telah digunakan selama bertahun-tahun. Banyak orang merasa tidak perlu mengubah cara ini. Tapi, banyak juga yang telah mencoba cara lain dan sekarang merasa nyaman dengan cara tersebut.



Lalu apa keunggulannya?
Penggemar pemfokusan tombol belakang mengatakan bahwa memisahkan kedua faktor tersebut memungkinkan mereka untuk menahan fokus pada obyek dengan lebih baik. kalau Anda menggunakan tombol yang sama untuk memfokuskan dan membidikkan shuter, ada kemungkinan Anda memfokuskan pada bagian yang salah dalam pemandangan ketika menekan tombol shutter, terutama jika menggunakan modus continuous focus (AI Servo) kamera.
Tapi tidak demikian dengan pemfokusan tombol belakang. Dengaan cara ini, Anda bisa membidikkan tombol shutter tanpa mengaktifkan fokus. Pada prinsipnya, ini berarti Anda selalu bisa menggunakan fokus berkelanjutan tanpa khawatir bahwa titik AF akan mengunci pada area yang salah dalam pemandangan ketika Anda mencoba untuk merekam foto.

Apa kelemahannya?
Teknik ini mengandalkan pada kemapuan Anda melatih otak untuk mengingat agar memfokuskan dengan ibu jari pada sebuah tombol di belakang, kemudian merekam secara konvensional dengan jari pada trigger. Ketika tidak terbiasa dengan cara ini, Anda mungkin akan bingung dan melewatkan momen yang mestinya direkam. Sebagian orang mencoba teknik ini dan tidak merasa nyaman, tapi sebagian lainnya tetap menggunakannya dan merasakan banyak perbedaan.
Kelemahan lainnya, dengan ibu jari yang sekarang harus mengaktifkan autofocus di belakang, Anda harus melompat dari satu tombol ke tombol lain untuk memindahkan titik AF.

Bagaimana cara mengatur kamera untuk mencobanya?
Setiap kamera sedikit berbeda, tapi biasanya kesempatan untuk mengubah pemfokusan tombol belakang dapat dijumpai melalui fungsi custom kamera. Tekniknya, Anda menonaktifkan fungsi fokus tombol shutter, kemudian meugaskan tombol lain, seperti tombol AF-On. Coba saja teknik ini, dan lihat apakah Anda merasa nyaman menggunakannya.

*artikel ini dipublikasi di Digital Camera Indonesia edisi 78
Sumber : lensa.fotokita.net
Baca selengkapnya »

KOMPOSISI DASAR DAN SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR ( CAMERA ANGLE )

Kamis, 26 November 2015 0 komentar
KOMPOSISI DASAR DAN SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR ( CAMERA ANGLE )
Dalam dunia fotografi tidak sedikit fotografer apalagi yang masih pemula, seolah terlena pada hal-hal yang bersifat teknis saja, seperti mengatur bukaan diafragma, pengaturan kecepatan, dan pengaturan jarak. Mungkin juga, selama ini tidak terpikirkan bahwa di dalam foto itu terkandung nilai-nilai tertentu yang dapat membuat foto itu bagus atau sebaliknya menjadi berantakan. Salah satunya adalah pengaturan komposisi. Mungkin belum pernah membayangkan, bahwa dengan pengaturan komposisi sesungguhnya dapat ditonjolkan subjek utama. Bahkan tidak jarang akan mendukung keberhasilan foto-foto yang kita buat.
Definisi Komposisi
Komposisi secara sederhana diartikan sebagai cara menata elemen-elemen dalam gambar, elemen-elemen ini mencakup garis, bentuk, warna, terang dan gelap. Yang paling utama dari aspek komposisi adalah menghasilkan visual impact (sebuah kemampuan untuk menyampaikan perasaan yang anda inginkan untuk berekspresi dalam foto). Dengan komposisi, foto akan tampak lebih menarik dan enak dipandang  dengan pengaturan letak dan perbandaingan objek-objek yang mendukung dalam suatu foto. Dengan demikian perlu menata sedemikian rupa agar tujuan dapat tercapai, apakah itu untuk menyampaikan kesan statis dan diam atau sesuatu mengejutkan. Dalam komposisi selalu ada satu titik perhatian yang pertama menarik perhatian.

Tujuan Mengatur Komposisi Dalam Fotografi
  1. Dengan mengatur komposisi foto, kita juga dapat membangun “mood” suatu foto dan keseimbangan keseluruhan objek foto.
  2. Menyusun perwujudan ide menjadi sebuah penyusunan gambar yang baik sehingga terwujud sebuah kesatuan (unity) dalam karya.
  3. Melatih kepekaan mata untuk menangkap berbagai unsur dan mengasah rasa estetik dalam pribadi pemotret.

Jenis-Jenis Komposisi :

1. Garis
  • Komposisi ini terbentuk dari pengemasan garis secara dinamis baik garis lurus, melingkar / melengkung. Biasanya komposisi ini bisa menimbulkan kesan kedalaman dan kesan gerak pada sebuah objek foto. Ketika garis-garis itu digunakan sebagai subjek, yang terjadi adalah foto menjadi menarik perhatian. Tidak penting apakah garis itu lurus, melingkar atau melengkung, membawa mata keluar dari gambar. Yang penting garis-garis itu menjadi dinamis.
2. Bentuk
  • Komposisi ini biasanya dipakai fotografer untuk memberikan penekanan secara visual kualitas abstrak terhadap sebuah objek foto. Biasanya bentuk yang paling sering dijadikan sebagai komposisi adalah kotak dan lingkaran.
3. Warna
  • Warna memberikan sebuah kesan yang elegan dan dinamis pada sebuah foto apabila dikomposisikan dengan baik. Kadang kala komposisi warna dapat pula memberikan kesan anggun serta mampu dengan sempurna memunculkan “mood color” (keserasian warna) sebuah foto terutama pada foto – foto “pictorial” (Foto yang menonjolkan unsur keindahan)
4. Gelap dan Terang
  • Komposisi ini sebenarnya dipakai oleh fotografer pada era fotografi analog masih berkembang pesat terutama pada pemotretan hitam putih. Namun, sekarang ini, ditengah – tengah era digital komposisi ini mulai diterapkan kembali. Kini pengkomposisian gelap dan terang digunakan sebagai penekanan visualitas sebuah objek. Kita dapat menggunakan komposisi ini dengan baik apabila kita mampu memperhatikan kontras sebuah objek dan harus memperhatikan lingkungan sekitar objek yang dirasa mengganggu yang sekiranya menjadikan permainan gelap terang sebuah foto akan hilang.
5. Tekstur
  • Yaitu tatanan yang memberikan ksan tentang keadaan prmukaan suatu benda (halus, kasar, beraturan, tidak beraturan, tajam, lembut,dsb). Tekstur akan tampak dari gelap terang atau bayangan dan kontras yang timbul dari pencahayaan pada saat pemotretan.

Penerapan Komposisi Dalam Pemotretan
Dalam pengemasan sebuah foto agar terkesan dinamis dan menimbulkan keserasian perlu sebuah pemahaman tentang kaidah – kaidah tentang komposisi. Yang antara lain:

Ø   Rule of Thirds  (Sepertiga Bagian / Rumus Pertigaan)
Pada aturan umum fotografi, bidang foto sebenarnya dibagi menjadi 9 bagian yang sama. Sepertiga bagian adalah teknik dimana kita menempatkan objek pada sepertiga bagian bidang foto. Hal ini sangat berbeda dengan yang umum dilakukan dimana kita selalu menempatkan objek di tengah-tengah bidang foto

Ø   Sudut Pemotretan (Angle of View)
Salah satu unsur yang membangun sebuah komposisi foto adalah sudut pengambilan objek. Sudut pengambilan objek ini sangat ditentukan oleh tujuan pemotretan. Maka dari itu jika kita mendapatkan satu moment dan ingin mendapatkan hasil yang terbaik, jangan pernah takut untuk memotret dari berbagai sudut pandang. Mulailah dari yang standar (sejajar dengan objek), kemudian cobalah dengan berbagai sudut pandang dari atas, bawah, samping sampai kepada sudut yang ekstrim.

Ø   Format : Horizontal dan vertikal
Proposi pesrsegi panjang pada view vender pada kamera memungkinkan kita untuk memotret dengan menggunakan format landscape(horisontal) maupun portrait (vertikal). Format pengambilan gambar dapat menimbulkan efek berbeda pada komposisi akhir.

Ø   Dimensi
Meskipun foto bercerita dua dimensi, yang artinya semua terekam diatas satu bidang. Namun, sebenarnya foto dapat dibuat terkesan memiliki kedalaman, seolah-olah dimensi ketiga. Unsur utama membentuk dimensi adalah jarak, Dimensi dapat terbentuk apabila adanya jarak, jika kita menampilkan suatu obyek dalam suatu dimensi maka akan terbentuk jarak dalam setiap elemennya. Untuk membuat suatu dimensi diperlukan adanya permainan ruang tajam, permainan gelap terang dan garis.

Sudut Pengambilan Gambar ( Camera Angle )
Dalam fotografi agar foto yang kita hasilkan memiliki nilai dan terkesan indah harus diperhatikan mengenai masalah penggunaan sudut pengambilan gambar yang baik. Dalam fotografi dikenal 3 sudut pengambilan gambar yang mendasar, yaitu:

§   Bird Eye
Sudut pengambilan gambar ini, posisi objek dibawah / lebih rendah dari kita berdiri. Biasanya sudut pengmbilan gambar ini digunakan untuk menunjukkan apa yang sedang dilakukan objek (HI), elemen apa saja yang ada disekitar objek, dan pemberian kesan perbandingan antara overview (keseluruhan) lingkungan dengan POI (Point Of Interest).

§   High Angle
Pandangan tinggi. artinya, pemotret berada pada posisi yang lebih tinggi dari objek foto.

§   Eye Level
Sudut pengembilan gambar yang dimana objek dan kamera sejajar /  sama seperti mata memandang. Biasanya digunakan untuk menghasilkan kesan menyeluruh dan merata terhadap background sebuah objek, menonjolkan sisi ekspresif dari sebuah objek (HI), dan biasanya sudut pemotretan ini juga dimaksudkan untuk memposisikan kamera sejajar dengan mata objek yang lebih rendah dari pada kita missal, anak-anak.

§   Low Angle
Pemotretan dilakukan dari bawah. Sudut pemotretan yang dimana objek lebih tinggi dari posisi kamera. Sudut pengembilan gambar ini digunakan untuk memotret arsitektur sebuah bagunan agar terkesan kokoh, megah dan menjulang. Namu, tidak menutup kemungkinan dapat pula digunakan untuk pemotretan model agar terkesan elegan dan anggun.

§   Frog Eye
Sudut penglihatan sebatas mata katak. Pada posisi ini kamera berada di dasar bawah, hampir sejajar dengan tanah dan tidak dihadapkan ke atas. Biasanya memotret seperti ini dilakukan dalam peperangan dan untuk memotret flora dan fauna.

Field Of View
Beberapa jenis komposisi yang umum digunakan dari segi ukuran (field of view) yang akan diambil adalah sebagai berikut :

a. Extreme Close Up
Pengambilan gambar yang sangat dekat sekali dengan objek, sehingga detil objek seperti pori-pori kulit akan jelas terlihat.
b. Head Shot
Pengambilan gambar sebatas kepala hingga dagu.
c. Close Up
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga bahu.
d. Medium Close Up
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga dada.
e. Mid Shot (setengah badan)
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga pinggang.
f. Medium Shot (Tiga perempat badan)
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga lutut.
g. Full Shot (Seluruh Badan)
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga kaki.
h. Long Shot
Pengambilan gambar dengan memberikan porsi background atau foreground lebih banyak sehinnga objek terlihat kecil atau jauh.

Beberapa jenis komposisi dari segi banyaknya manusia sebagai objek yang difoto adalah sebagai berikut :
a. One Shot
Pengambilan gambar untuk satu orang sebagai objek.
b. Two Shot
Pengambilan gambar untuk dua orang sebagai objek.
c. Three Shot
Pengambilan gambar untuk tiga orang sebagai objek.
d. Group Shot
Pengambilan gambar untuk sekelompok orang sebagai objek.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan gambar, diantaranya
  • Headroom, merupakan ruang diatas kepala yang berfungsi membatasi bingkai dan bagian atas kepala objek.
  • Noseroom, arah pandang atau ruang gerak objek dalam sebuah frame, bertujuan untuk memberikan ruang pandang sehingga terkesan bahwa objek memang sedang melihat sesuatu.
  • Foreground, segala sesuatu yang menjadi latar depan dari objek.
  • Background, segala sesuatu yang menjadi latar belakang objek.

TIPS HUNTING

1. Persiapan Awal
  1. Siapkan kamera dan peralatan lain yang di butuhkan (seperti flash, tripot, filter, dll)
  2. Sebelum memulai hunting rencanankan konsep dan obyek apa yang akan diambil.
2. Pada Saat Hunting
  1. Ambil semua obyek yang memang ada dilokasi dan pikirkan pula apa yang akan di ceritakan pada foto yang akan diambil.
  2. Untuk pemula, mulailah hunting dengan obyek yang beragam dan dasar, seperti landscape, human interest, portrait, arsitektur,dll. Kemudian menuju jenis-jenis foto yang lebih mengarah ke jurnalistik seperti features, spot, essay dan stories.
3. Pasca Hunting
  1. Setelah hasil hunting jadi, lakukan evaluasi untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari hunting kita.
  2. Yang terpenting, lakukan presentasi foto dan pameran untuk menunjukkan hasilhunting kita ke banyak orang.

Sumber : Fotografiyuda
Artikel Oleh : Yuda Kurniawan
Baca selengkapnya »

Pilih Kamera Canon atau Nikon untuk Pemula?

Selasa, 15 September 2015 0 komentar
Pilih Kamera Canon atau Nikon untuk Pemula. Pertanyaan ini sangat sering ditanyakan para pengguna pemula, khususnya buat anda yang baru dan pertama kali ingin beli kamera. Produsen kamera sekarang ini cukup banyak, seperti canon, nikon, sony, olympus, dan masih banyak lagi. Tapi yang cukup populer saat ini yaitu canon dan nikon. Canon dan nikon merajai pasar kamera, khususnya untuk kamera dslr.

Dan jika kamu tanya lebih baik pilih canon atau nikon, maka duniafotografi.com akan menjawabnya sama saja, jika kamu menggunakan kameranya untuk sehari-hari, hobi, usaha ukm biasa maka sama saja hasil dari canon dan nikon, semuanya tergantung nyamannya di canon atau nikon.
Kamera Canon atau Nikon
Perbandingan Harga
Dipandang dari masalah harga untuk canon dan nikon sama saja. Dan tidak terlalu jauh beda harganya, tapi pasti kamu tetap mempunyai tanda besar dan bingung harus pilih canon atau nikon? 
Fitur
Fitur canon dan nikon sendiri sebenarnya tidak juga berbeda jauh, tapi untuk kelas pemula canon lebih banyak simple, dan mudah untuk dipahami. Sedangkan bagian megapixelnya sendiri canon lebih tinggi, tapi hal tersebut tidak bicara bahwa nikon lebih jelek. Dan untuk nikon mempunyai kualitas gambar yang cukup baik untuk menghindari noise yang dimana jika menggunakan iso tinggi.
Body
Nikon mempunyai body yang tampil cukup mengul kecil sehingga jika dilihat atau pegang tidak terasa berat dan besar. Sedangkan canon sendiri mempunyai body yang terlihat besar atau gendut. Jadi, ini tergantung pilihan kamu sendiri nyamannya yang mana.
Lensa
Jika kamu paham semua dengan fitur-fitur kamera, dan sudah nyaman dengan kamera tersebut, pastinya nanti akan mengupgrade lensa yang lebih berbeda. Canon sendiri memiliki lensa yang kompatibel dengan semua type kamera canon, sedangkan nikon sedikit berbeda-beda. Untuk harga sendiri, lensa nikon lebih tinggi dari canon.
Perhatikan Sekitar
Coba anda pertahikan sekitar kamu banyak menggunakan kamera canon atau nikon, dan dengan melihat kondisi sekitar tentunya hal tersebut bisa membantu kamu untuk memilih kamera, misal kebanyakan nikon maka lebih baik pilih nikon, dengan bigitu kamu akan lebih mudah memahami kamera tersebut dengan saling sharing.
Jadi, semuanya tergantung dengan pilihan kamu. Dan untuk tips tambahan silahkan kamu coba sendiri dulu kamera nikon dan bandingkan dengan kamera canon. Jika sudah cocok baru kamu beli kamera sesuai dengan keinginan. 
Dan kembali lagi pertanyaannya pilih kamera canon atau nikon? Maka kamera terbaik untuk kamu adalah kamera yang mampu kamu miliki atau kamera yang kamu punya sekarang.

Sumber : Duniafotografi[dot]com
Baca selengkapnya »

Kamera '250MP' Canon bisa baca tulisan dari jarak 18 kilometer!

Selasa, 08 September 2015 1 komentar
Canon baru saja menciptakan sensor kamera beresolusi terbesar di dunia. Saking kuatnya, sensor ini memungkinkan kamera untuk membaca tulisan dari jarak 18 kilometer!
Menurut Canon, sensor kamera CMOS APS-H terbarunya itu mempunyai resolusi 250MP atau sekitar 5 kali lebih kuat dari sensor kamera Canon 5DS and 5DS R. Dua kamera itu adalah kamera beresolusi tertinggi yang ada di pasaran saat ini, dengan sensor 'hanya' 50,6MP.
Resolusi gambar yang dihasilkan oleh sensor CMOS tersebut adalah 19.580 x 12.600 piksel. Angka itu menurut Canon adalah rekor baru di dunia resolusi.
Bahkan, kamera yang menggunakan sensor 250MP itu diklaim mampu membaca tulisan di sayap pesawat yang sedang terbang di ketinggian 18 kilometer! Tidak kalah, kecepatan sensor kamera Canon ini juga memungkinkannya mengambil 5 foto beresolusi 250MP sekaligus hanya dalam 1 detik.
Dikutip dari Arstechnica (08/09), satu buah foto beresolusi tinggi yang diambil oleh sensor Canon ini bisa menguras memori penyimpanan karena membutuhkan setidaknya kapasitas penyimpanan 350MB!
Belum jelas kapan Canon akan merilis kamera dengan sensor 250MP-nya itu. Namun, pengamat sudah memprediksi bila kamera beresolusi super itu akan dipakai untuk keperluan mata-mata dan dunia medis beberapa tahun ke depan.

Sumber : Merdeka.com
Baca selengkapnya »

13 Foto Kreatif yang Bisa di Ciptakan dengan ASUS ZenFone

Kamis, 30 April 2015 0 komentar
Untuk keperluan pribadi saya sendiri, sebagai salah satu user Asus Zenfone yang belum lama ini saya beli. Konon fasilitas camera yang ada pada Smart phone tersebut memiliki fitur yang cukup menarik untuk dicoba. Dari hasil googling tentang aplikasi fotografi pada perangkat tersebut, saya menemukan artikel ini yang mengulas cukup bagus tentang tip/triknya. Agar tidak repot saya mencari artikelnya ketika saya memerlukan untuk saya baca dan pelajari lagi, So, saya posting artikel ini pada blog pribadi saya ini, Semoga artikel ini juga bermanfaat bagi adan dan semua pengunjung web/blog ini.

ASUS saat ini memiliki empat ponsel andalan dengan OS Android, yaitu ASUS ZenFone 4, 5, 6 dan yang terbaru adalah ZenFone 2. Keempat produk tersebut memiliki spesifikasi berbeda-beda. Namun, ada satu kesamaan yang terletak pada kameranya. ASUS menyematkan teknologi yang sama di semua lini ZenFone, yaitu ASUS PixelMaster. PixelMaster adalah sebuah teknologi yang dikembangkan ASUS untuk kamera smartphone dengan menggabungkan tiga unsur, yakni software, hardware, dan desain lensa. Teknologi ini membuat kamera smartphone ASUS dapat menghasilkan foto dan video yang bisa dibilang cukup memuaskan, baik untuk kondisi siang maupun malam hari.
Dari sisi lensa, ASUS menyematkan lima lapisan lensa yang memiliki bukaan lebar hingga f2.0. Hal ini menyebabkan kamera dapat menangkap cahaya lebih banyak dan gambar yang dihasilkan lebih terang.
Sedangkan di sisi software, kamera smartphone ASUS dilengkapi dengan banyak fitur dan pengaturan, seperti white balance, ISO, resolusi kamera, self timer, anti-shake enhancement, dan lain sebagainya. Yang disebut PixelMaster dari sisi software yaitu 13 mode foto, dimana masing-masing mode bisa digunakan untuk kebutuhan berbeda-beda.

1. Mode Auto

Sesuai dengan namanya, semua pengaturan yang ada diatur secara otomatis. Kita tinggal memotret saja. Semua pengaturan tentang pencahayaan, white balance, fokus, ISO, dan sebagainya dilakukan secara otomatis oleh kamera.
Mode Auto

2. Mode HDR

Pada mode HDR (High Dynamic Range), kamera mengambil dua gambar dalam sekali jepret. Satu gambar diambil dengan pencahayaan kurang dan satu gambar lainnya dengan cahaya lebih. Kedua gambar tersebut digabungkan untuk menghasilkan gambar dengan cahaya yang sempurna. Mode ini biasanya digunakan ketika memotret objek yang membelakangi sumber cahaya atau biasa disebut “backlight”.
Mode HDR
Mode HDR 2

3. Mode Night

Sesuai dengan namanya, mode ini digunakan saat memotret pada malam hari. PixelMaster akan menyesuaikan tingkat kepekaan cahaya dan menaikkan kontras warna.
Mode Night
Mode Night

4. Selfie

Foto selfie biasanya dilakukan menggunakan kamera depan. Namun, karena resolusi kamera depan biasanya lebih kecil, gambar yang dihasilkan pun tidak terlalu bagus. Nah, mode Selfie ini memungkinkan kamu membuat foto selfie menggunakan kamera kamera belakang. Meski pada saat memotret kamu tidak bisa melihat layar, mode Selfie ini memiliki sensor untuk mendeteksi wajah yang ada di depan lensa. Jika wajah kamu sudah masuk dalam frame dan terdeteksi, maka tombol shutter akan bekerja secara otomatis dalam hitungan mundur selama tiga detik.
Mode Selfie

5. Depth of Field

Mode ini berguna untuk menciptakan efek latar belakang blur. Saat memotret objek, kamera mengambil gambar sebanyak dua kali. Pengambilan gambar pertama untuk menangkap objek dengan fokus, sedangkan proses yang kedua untuk membuat latar belakang blur. Proses keseluruhan memotret menggunakan mode Depth of Field memakan waktu kurang lebih tiga detik. Selama proses ini berjalan, usahakan tangan kamu tetap stabil.
Depth of Field
Depth of Field 1

6. Time Rewind

Dengan mode Time rewind, kamu tidak perlu khawatir lagi kehilangan momen saat memotret. Pasalnya, kamera dapat merekam gambar selama dua detik sebelum menekan tombol shutter dan satu detik setelah menekan tombol shutter. Pada rentang waktu tersebut, kamera menangkap gambar sebanyak 31 foto. Dengan begitu, kamu memiliki banyak pilihan foto dan bisa memilih mana yang terbaik.
Time Rewind

7. Panorama

Mode Panorama memungkinkan kamera menangkap gambar dari sekeliling kamu seluas 360 derajat dalam sekali jepret. Kamu bisa mulai mengambil gambar dari arah kiri ke kanan atau sebaliknya. Arahkan kamera ke bawah atau ke atas untuk mengakhiri proses pengambilan gambar.
Panorama

8. Low Light

Mode Low Light biasanya digunakan saat memotret di tempat atau ruangan yang minim cahaya. Dengan mode ini, kamera menyesuaikan ukuran pixel dan algoritma image-processing. Mode Low Light akan meningkatkan kepekaan kamera hingga 400 %, mengurangi noise, dan menaikkan kontras warna hingga 200 %.
Low Light

9. Miniature

Mode Miniature mirip dengan mode Depth of Field. Hanya saja, pada mode Miniature ini kamu dapat mengatur luas area objek yang akan dibuat fokus. Ada dua model fokus yang disediakan, yakni bentuk lingkaran dan bentuk memanjang. Khusus yang bentuknya memanjang kamu bisa memutarnya hingga menjadi vertikal, miring, atau horizontal.
Miniature
Miniature

10. Smart remove

Smart remove memungkinkan kamera menghilangkan bagian objek foto yang bergerak atau blur. Mode ini biasanya digunakan pada saat memotret objek di tengah keramaian. Saat proses pengambilan gambar, kamera akan menangkap lima gambar dalam sekali jepret. Selanjutnya, PixelMaster akan mendeteksi bagian gambar dengan objek bergerak dan menghapusnya secara otomatis.
Smart Remove
Smart Remove

11. All Smile

Pada mode ini, kamu dapat memotret wajah dengan senyuman. Kamera akan mengambil lima gambar dalam sekali jepret sehingga kamu memiliki lima pilihan gambar untuk menentukan gambar mana yang pas sesuai dengan keinginan kamu.
Smile

12. Beautification

Mode Beautification banyak digunakan saat memotret wajah wanita. Di dalamnya terdapat lima fitur untuk mempercantik wajah, seperti Chicks Thinning untuk mengecilkan dagu, Eyes Enhancement untuk memperbesar bola mata, Blush untuk memerahkan pipi dan bawah mata, Skin Brightening untuk mencerahkan wajah, dan Skin Softening untuk menghaluskan kulit wajah.
Beauty
Beauty2

13. Gif Animation

Mode terakhir yaitu GIF Animation, saat ini gambar GIF dengan animasi cukup terkenal dan banyak yang menggunakannya untuk semacam MEME fun bahkan sarkasme, GIF Animation memungkinkan kamu membuat animasi GIF dengan mudah. Tekan dan tahan tombol shutter, maka kamera akan mengambil gambar maksimal hingga 30 foto dan digabungkan menjadi animasi GIF.
GIF Animasi
Sekadar informasi, seluruh foto di atas diambil menggunakan ASUS ZenFone 6 yang menjadi varian ZenFone tertinggi tahun lalu, dan sekarang Asus sudah mempunyai produk andalan terbaru yaitu Asus ZenFone 2 dengan RAM 4GB juga berbagai fitur terbaru. Kamera utama ZenFone 6 beresolusi 13 MP dan dilengkapi sebuah LED Flash. ASUS membanderol smartphone ini di kisaran harga Rp 3.099.000. Kamu bisa melihat review lengkap ASUS ZenFone 6 di sini.

Sumber : Jalantikus.com
Baca selengkapnya »

Di balik layar pembuatan foto levitasi cosplay

Sabtu, 21 Maret 2015 0 komentar
Baru-baru ini saya mendapatkan kesempatan melakukan sesi foto bersama tim Tamako. Tidak seperti sesi foto sebelumnya, sesi foto kali ini dilakukan dalam lingkungan studio. Ini merupakan kali pertama saya melakukan sesi foto dalam studio bersama Tamako dan juga merupakan kali kedua saya memotret dalam lingkungan studio.

Tahap Survei

Saya melakukan survei sehari sebelumnya untuk menemukan lokasi persisnya studio, mencari tahu fasilitas yang disediakan di sana, dan juga melihat potensi keterbatasan yang ada yang dapat menjadi isu serius jika tidak dipersiapkan dengan baik.
Saya menemukan bahwa ukuran ruangan studio nya mirip dengan studio sebelumnya yang pernah saya kunjungi, tapi tata ruangnya sangat jauh berbeda. Studio Photolounge merupakan sebuah studio tematik yang memiliki 6 tema berbeda yang dijejerkan sepanjang sisi studio. Jarak pengambilan foto di studio ini relatif pendek, sekitar 4 meter. Lensa yang tidak lebih panjang dari 50mm atau ekuivalen akan ideal untuk memotret pada jarak ini. Karena saya menggunakan kamera format APS-C dan saya tidak memiliki lensa yang lebih lebar dari 50mm (ekuivalen 80mm di kamera APS-C), maka saya harus menyewanya.
Saya perhatikan studio Photolounge menggunakan lampu merk Golden Eagle yang dilengkapi dengan beberapa aksesoris umum: softbox besar, softbox sedang, beauty dish, softbox oktagonal, dan grid sarang lebah dengan pintu lipat. Mereka juga menyediakan trigger nirkabel. Tidak ada fungsi TTL dan tidak ada flash meter. Ini berarti saya harus menyewa flash meter dan datang lebih awal untuk menyiapkan pencahayaan sesuai yang diinginkan. Saya merasa lega setelah melakukan survei.

Tahap Persiapan

Saya tiba di lokasi setengah jam lebih awal untuk menyiapkan lampu dan memosisikan kamera saya di atas tripod. Saya berniat melakukan eksperimen fotografi levitasi dengan memanfaatkan salah satu kelebihan lampu strobe: membekukan gerakan melalui durasi pencahayaan singkat.
Akan ada penggabungan foto nantinya dalam pengolahan lanjut dan akan ada orang yang melompat selama proses pemotretan sehingga penggunaan tripod berbahan karbon adalah esensial. Hal tersebut akan membuat pekerjaan masking lebih mudah dilakukan dan material karbon akan meminimalkan getaran dari efek orang yang melompat di dekat tripod.
Kamera diatur pada mode manual dengan manual fokus. Saya menyewa lensa 10-22mm (ekuivalen 16-35mm). Pengaturan awal kamera ialah: ISO 100, shutter speed 1/200 s. Angka bukaan diafragma (F) akan bervariasi tergantung posisi subjek di dalam foto. Saya menggunakan flash meter untuk menentukan nilai F. Alat ini menghemat banyak waktu daripada mengira-ngira atau coba-coba. Karena tidak ada fungsi TTL, saya merasa tidak nyaman jika harus mengubah kekuatan lampu strobe.
Saya memilih softbox terbesar yang ada di sana sebagai cahaya utama untuk keseluruhan foto. Saya menaruhnya setinggi mungkin dan dihadapkan 45 derajat ke bawah. Saya juga menaruhnya sedekat mungkin tapi tidak sampai masuk ke dalam frame untuk menciptakan bayangan sehalus mungkin. Lampu kedua saya taruh di sebelah kiri dengan aksesoris grid sarang lebah yang dilengkapi pintu lipat untuk membuat garis cahaya pada subjek dari belakang.

Proses Pemotretan – Bagian 1: Properti yang Melayang

Dengan lampu dan kamera yang sudah disiapkan, tiba saatnya bagi saya untuk memotret beberapa benda yang dibuat seolah-olah melayang. Ini dilakukan sembari menunggu para cosplayer selesai berdandan. Berikut beberapa foto properti yang saya ambil (Terima kasih Michi dan Hendra udah bantu pegangin propertinya!):
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Ketika memotret properti, saya menaruh perhatian besar pada posisi objek, orientasinya, dan bayangannya. Saya menggunakan sofa sebagai patokan posisi. Setiap objek yang akan difoto ditentukan orientasinya dari awal sehingga nantinya objek tersebut tidak perlu ditransformasi lebih lanjut. Untuk bayangannya, objek dipegang sedemikian rupa sehingga bayangan si pemegang objek tidak menyatu dengan bayangan objek itu sendiri. Ini berarti saya nantinya tidak perlu membuat bayangan palsu saat pengolahan lanjut.

Proses Pemotretan – Bagian 2: Orang yang Melayang

Setelah selesai memotret properti, saya memotret beberapa orang dalam posisi melayang (termasuk saya sendiri :p). Pengaturan kecepatan rana awal kamera di 1/200 detik memperlihatkan bahwa terkadang strobe tidak sinkron dengan kamera. Ada sekitar 2 dari 5 foto yang tidak sinkron pada settingan tersebut.
Saya harus mengubah kecepatan rana menjadi 1/125 detik supaya strobe dapat sinkron lebih baik, sekitar 9 dari 10 foto. Sayangnya strobe yang digunakan memiliki durasi pencahayaan yang relatif lama sehingga pada settingan kecepatan rana yang baru, blur dari objek bergerak terekam pada foto. Berikut adalah foto-foto orang yang melayang (Terima kasih banyak kepada om Mr. Erga, dan Hendra yang telah membantu saya dalam proses pemotretan ini):
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Jika diperhatikan, framing kali ini tidak sestabil framing pada foto bagian pertama. Hal ini mungkin disebabkan oleh posisi sofa yang bergeser ketika orang melompat ke atasnya, atau gelang fokus diubah ketika memotret bagian ini atau mungkin juga ball head yang saya gunakan tidak cukup solid. Bagaimanapun, ini berarti pekerjaan masking nantinya akan lebih merepotkan. Sayangnya saya tidak menyadarinya sampai ketika saya melakukan olah lanjut di Photoshop.
Setelah selesai dengan foto levitasi, kami menghabiskan waktu tersisa memotret konsep lain. Di antara sekian banyak foto non levitasi yang saya ambil pada hari itu, ada satu yang menjadi favorit pribadi saya:


Tahap Olah Digital – Semua Tentang Masking

Semua foto properti dan orang melayang saya buka dalam satu tumpukan file menggunakan perintah File -> Scripts -> Load Files into Stack. Saya tidak menyadari bahwa beberapa foto orang melayang tidak sama persis framingnya, jadi saya tidak mencentang opsi “attempt to align source images”. Saya menyadarinya ketika saya sudah selesai melakukan masking pada properti yang melayang. Saya agak malas untuk mengulangnya dari awal jadi saya biarkan saja apa adanya. Keputusan yang buruk kalau boleh dibilang.
Tidak ada trik khusus dalam olah digital kali ini. Semuanya tentang pekerjaan masking. Masking properti melayang relatif mudah karena framingnya sama persis, kecuali ketika ada dua properti melayang yang saling tumpang tindih. Contohnya: pot melayang di depan meja yang melayang. Ketika hal itu terjadi, maka layer pot harus dimasking lebih teliti.
Melakukan masking pada orang melayang memakan waktu yang sangat lama. Karena orang-orang dalam foto tidak sama persis framingnya, maka begitu juga dengan bayangannya. Seringkali saya melakukan masking pada pembesaran gambar 500-600% dengan menggunakan kuas kasar ukuran 1-3 pixel pada 100% flow dan opacity untuk mendapatkan hasil yang rapi pada ujung seleksi. Sangat merepotkan dan memakan waktu! Tapi ini beberapa hasil yang sudah jadi (akan ditambahkan lagi di akun Flickr kalau yang lain sudah selesai):
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Setelah selesai masking, foto kemudian disimpan sebagai file baru. File baru tersebut baru kemudian diperbaiki kualitas gambarnya dengan meningkatkan kontras. Khusus foto levitasi selfie saya sendiri, saya perhatikan posisi tangan kiri saya berdekatan dengan vas bunga metalik sehingga seharusnya ada refleksi kepalan tangan saya di sana. Saya gunakan tool clone stamp dengan pengaturan flip vertical dan ukuran cloning 20% dari ukuran asli. Kloning dilakukan di layer terpisah supaya lebih mudah ditransformasi untuk menyesuaikan kontur vas dengan bentuk bayangan.
Baca selengkapnya »
Thank's for your visit to my personal blog, Please Leave Your Message in The Message Box / Chat Below...

My Blog List

  • Test Modified - Month Coverage (Qty Base) This Month Stock Quantity This Month Stock Value Last 3Month Moving Average Selling Out Qty Last 3Month Moving Average Selling O...
    6 tahun yang lalu
  • Bundavue Accessories - Banner / Property jualan BUNDAVUE Accessories Setelah sekian lama vacum dalam usaha jualan accessories, kini *BUNDAVUE Accessories* mencoba kembali usahany...
    7 tahun yang lalu